Total Tayangan Halaman

Selasa, 26 Oktober 2010

cara bercerita ke anak tpq/tpa

1. “KISAH ASHABUS SABT”
Tips Membuka cerita :
pada-Mu Rabbiy kami mengabdi
Pada-Mu Rabbiy kami memuji
pada-Mu Rabbiy kami berjanji
Bagi-Mu Rabbiy Jiwa raga kami
(Dengan segala hormat, kepada pencipta lagu PADAMU NEGERI, saya ubah syair lagu padamu negeri disesuaikan dengan nilai dan Aqidah Islam, agar anak-anak kami tidak keliru keyakinan hidup)
Siapa yang pernah melihat orang marah?
mengapa ia marah? bagaimana ia marah?
Siapa yang pernah melihat ayah atau ibumu marah?mengapa ia marah?bagaimana ia marah?bagaimana perasaanmu?
Siapa yang pernah melihat pak polisi marah kepada penjahat?
Pernahkah kalian mendengar cerita tentang Allah yang marah?
Wah ini cerita pasti luar biasa? kepada siapa Allah marah? Mengapa Beliau marah?
Cerita:
Sebuah desa di tepi laut. Dihuni orang-orang  keturunan Nabi Israil. Bani Israil. Mata pencaharian penduduk itu menangkap ikan di lautan. Setiap hari mereka bersiap diri, jaring, dan perahu untuk menangkap ikan sebanyak mungkin. Kala mereka pulang membawa ikan yang banyak, wajah-wajah istri dan anak mereka ceria bukan main. Gembira ria atas keberuntungan itu. Beda sekali dibandingkan ketika mereka pulang dengan tangan hampir hampa. Ketika hanya beberapa ekor ikan yang masuk di jaring mereka. Wajah kuyu dan tersirat kekecewaan.
Kecuali hari sabtu. Hari yang lain mereka boleh mencari ikan. Hari Sabtu khusus untuk beribadah, haram bekerja. Barangsiapa nekat bekerja maka ia berdosa dan diancam akan mendapat siksa.
Allah menguji keimanan mereka. Pada hari Sabtu ikan-ikan bermunculan di permukaan. Ikan-ikan itu terapung-apung seolah menari-nari. Seakan-akan ikan-ikan itu menggoda agar ditangkap. Sedangkan pada selain hari Sabtu ikan-ikan jarang bermunculan. Seolah-olah ikan-ikan itu sengaja bersembunyi.
Iman sebagian penduduk desa goyah. Ada yang tetap mentaati perintah Allah untuk tidak menangkap ikan di hari Sabtu. Ada yang berusaha mencari cara agar bisa menangkap ikan yang bermunculan di hari Sabtu itu. Setan berusaha membisiki sebagian penduduk desa itu agar tidak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan ikan yang banyak.
Namun, sebetulnya dalam hati sebagian penduduk itu juga merasa takut melanggar perintah Allah. Mereka berpikir. Mencari akal. Bagaimana caranya agar tetap dapat ikan tapi tidak bisa disalahkan? Pikiran yang culas ditambah bisikan setan menghasilkan cara itu. Mereka pasang jerat di hari Jum’at, untuk mereka ambil hasil tangkapannya di hari Ahad. Hari Sabtu mereka tetap tidak melaut. Seolah tidak bekerja dan tetap mengkhususkan hari untuk beribadah.  Dengan cara itu mereka menyangka tidak akan termasuk orang yang melanggar pantangan Allah. Ya mereka merasa aman.
Rupanya penduduk kampung itu terbagi dalam tiga golongan. Satu golongan yang melampaui batas dan durhaka, yang berani menangkap ikan di hari Sabtu. Golongan kedua orang saleh yang mau menasihati saudaranya yang bermaksiyat. Golongan ketiga orang yang berdiam diri melihat kemungkaran, mereka ini justru mencela orang saleh yang memberi nasehat dan tidak mencela orang-orang yang berbuat mungkar. Orang-orang saleh itu berharap dengan memberi nasehat itu orang yang berbuat mungkar akan takut pada Allah dan menghentikan perbuatan durhakanya.
Namun, ternyata orang-orang yang durhaka itu tetap pada pendiriannya. Mereka enggan menyadari kesalahannya. Bahkan merasa benar cara dengan yang ditempuhnya. Nasihat itu tidak mampu menghentikan keinginan yang kuat untuk mendapatkan ikan yang menari-nari itu. Nasihat itu justru terasa jadi pengganggu. Mereka merasa rugi jika kehilangan kesempatan mendapat rezeki yang berlimpah di hadapannya. Akan tetapi sesungguhnya mereka telah melanggar syariat Allah.
Hari kebenaran itu datang. Allah mengutuk orang-orang yang durhaka itu. Mereka dirubah jadi monyet yang hina. Hewan yang menggambarkan kerakusan mereka. Tidak ada yang dapat menolak akan titah-Nya. Jika Allah berkehendak maka terjadilah. Wujud mereka berubah menjadi monyet.
(naskah Cerita dari Nurul Ummu Muzhafar/Buletin fahma Fahma)
Tips Menutup Cerita:
Anak-anak camkan nasehat bu guru ini
Allah akan marah dan tidak akan memaafkan satu dosa kesalahan yaitu syirik, Setelah dosa syirik dosa yang membat Allah jengkel
Allah juga sangat marah kepada adalah apabila melihat ada seorang anak durhaka kepada ayah &  ibunya
Jika kita takut pada harimau maka menjauhlah dari harimau
tetapi jika engkau takut pada Allah, justru kita harus mendekat pada Allah, pasti Allah sayang sekali dan banyak hadiah untuk kita
Hafalkan ayat ini (QS al Isra )
“in ahsantum ahsantum lianfusikum, wain asya’tum falaha “
(jika kalian berbuat baik maka kebaikan itu akan kembali pada ku, jika berbuat buruk akibat buruknya akan kembali untuk kalian sendiri)
2. “NABI NUH DAN         KAPAL BESAR”
Membuka Cerita:
Nah…… Adik-adik, apakah semua sudah siap untuk mendengarkan cerita ? kali ini Ustadz akan menceritakan kisah perjuangan salah seorang Nabi dalam mendakwahkan Islam di jalan Alloh. Betapa bersemangatnya para utusan Alloh dalam menyampaikan kebenaran, walau mereka harus berkorban apa saja termasuk nyawa mereka. Cerita yang Ustadz bawakan yaitu adalah kisah Nabi Nuh alaihissalam.
(Mulailah dengan suara tetabuhan gendang, terompet serta tarian)
Di negri Armenia, penduduknya terenal ahli dalam membuat patung.(peragakan seseorang yang sedang memahat dengan posisi duduk, berdiri serta mengamati patung buatannya) Mereka membuat patung mirip dengan para tokoh yang telah meninggal. Dalam mengagumi tokoh-tooh itu mereka sangat berlebihan, sehingga kesempatan inilah digunakan Iblis mempengaruhi pikiran mereka. ” Sekarang hormatilah patung – patung itu, muliakanlah mereka ” bisik iblis dalam hati orang – orang Armenia ( ilustrasikan suara iblis yang bengais dan licik). Patung – patung tersebut mulai disembah dan diberi sesaji. Kadang – kadang iblis masuk kedalam patung tersebut dan membuatnya seolah – olah mendengar permintaan dari pemujanya. Inilah peristiwa penyembahan patung yang pertama di dunia. (Perlu penegasan dalam pengucapannya : “inilah peristiwa…dst)
Ditengah keadaan masyarakat yang rusak inilah Nabi Nuh diutus oleh Alloh mendakwahkan Islam kepada bangsa Armenia. “Mengapa kalian menyembah patung – patung itu? bukankah itu buatan kalian sendiri?” Tanya Nabi Nuh (ilustrasikan sosok dan suara seorang laki-lai yang tenang berwibawa)
“Ya… benar. Tapi selama ini ….. nenek moyang kami telah melakukan hal ini. Kami tak mau meninggalkan tradisi Nenek moyang “Kata salah seorang pemimpim mereka
“Ya..ya.. benar…benar!! tambah yang lainnya (ilustrasikan suara orang banyak bersahutan menimpali perkataan sebelumnya)
“Ingatlah kaumku! Alloh adalah pencipta segalanya…Dia lah pencipta manusia, bumi beserta isi serta penghununya, benda-benda langit dan bahkan alam semesta, Sedangkan Tuhan kalian itu ada setelah alam dan seisinya tercipta. Benar bukan? kata Nabi Nuh.
“Hai Nuh! cukup sudah ocehanmu…dan Jangan menasehati kami lagi, kami tak akan peduli ” teriak salah seorang dari mereka. (Ilustrasikan gerak seorang lelaki berkacak pinggang, kemudian menunjuk ke arah wajah nabi Nuh, serta dengan suara kasar)
Begitulah para penduduk Armenia yang sangat keras hatinya, bahkan ada yang menganggap Nabi Nuh itu adalah orang gila yang bicara semaunya sendiri.bahkan Istri Nabi Nuh dan putranya yang bernama Kan’an pun memilih untuk mengikuti kebiasaan penduduk Armenia. (Narasi ini lebih baik disamapaikan dalam nyanyian)
Dengan sabar Nabi Nuh terus menasehati mereka. alhamdulillah masih ada yang mau mengikuti seruan Nabi Nuh, meskipin sangat sedikit dan kebanyakan mereka dari kalangan orang miskin.
Penduduk Armenia yang berkuasa dan kaya raya suka sekali mengina mereka. “Itulah akibat menyembah Tuhan sembahan Nuh. Hidup kalian menjadi susah…he he he, Lihat kami……!! semua kaya raya dan punya kekuasaan ha.. ha.. ha.. ” kata orang Armenia dengan sombong.
Merasa kaya raya dan berkuasa, para pembesar Armenia pun terus menghina dan menyakiti Nabi Nuh dan pengikutnya. Belum puas menyiksa orang orang yang beriman, kaum Armenia mengusir Nabi Nuh dan pengikutnya. “Hai…. Nuh dan kalian yang mengikuti Nuh, kalian harus pergi dari negri ini, kalian tak pantas berada di sini, cepat pergi!” teriak mereka, bahkan mereka melempari nabi Nih beserta pengikutnya dengan batu.
“Ya.. Alloh, aku telah di aniaya oleh mereka, mereka tidak mau diajak beriman dan menyembah- Mu. Tolong aku dan pengikutku dengan pertolongan sebaik – baiknya ” ucap Nabi Nuh dalam doanya kepada Alloh.(Ilustrasikan gerak seseorang yang duduk bersimpuh, menengadahkan tangan kemudian bersujud)
Alloh mendengar doa nabi Nuh yang teraniaya. mak diutuslah Malaikat Jibril kepada Nabi Nuh untuk menyampaikan sebutir biji tanaman dari surga. kemudian nabi Nuh diperintahkan untuk menanam pohon yang bijinya dibawa Jibril dari surga. (Tirukan gerak malaikat Turun ke Bumi dengan tangan membawa biji pohon pilihan dari Surga)
Beberapa tahun kemudian pohon tersebut menjadi semakin tinggi dan besar. lebih tinggi dan lebih besar daripadapepohonan yang ada di Armenia selama ini, sehingga orang – orang pun takjub melihatnya. namun anehn, selama pohon itu tumbuh tidak ada bayi yang lahir di Armenia.
Dan….Jibril datang lagi pada Nabi Nuh untuk menyampaikan perintah dari Alloh agar membuat kapal dari pohon tersebut. Pengikut nabi Nuh pengikutnya kebingungan karena memang belum pernah melihat, apalagi membuat kapal.(ekspresikan wajah dan gerak-gerik kebingungan umat nabi Nuh seperti dengan melongo, bertanya atau garuk-garuk kepala dsb…)
“Tenanglah….. Alloh akan memberikan petunjuk – Nya kepada kita, “sabda Nabi Nuh.
Ketika orang-orang Armenia melihat pembuatan kapal tadi mereka terheran-heran “Hei…. Lihat! Orang – orang dungu itu sedang membuat apa? teriak mereka dengan nada menghina. “Ha.. ha… ha… Nuh akan membuat kapal? Di sini tak ada laut dan sungai. Aneh sekali ha.. ha… ha.. sambung yang lain. (terkekeh-kekeh sambil memegangi perutnya)
Walau selalu di nasehati dan diingatkan dengan ancaman azab Alloh mereka tidak menjadi takut, bahkan tingkah laku mereka semakin menjadi jadi, bahkan mereka menantang nabi Nuh untuk mendatangkan azab tersebut.
Setelah kapal selesai, Alloh memerintahkan untuk mengumpulkan dan memasukkan binatang – binatang sepasang jantan dan betina ke dalam kapal. (ilustrasikan secara detail proses masuknya para binatang tersebut dan tirukan suara-suara binatang secukupnya, boleh dengan meminta anak-anak menyebutkan binatang apa saja yang masuk ke dalam kapal)
“Lihat mereka naik kapal. Mau berlayar kemana di padang luas seperti ini? Ha… ha… ha… teriak orang – orang Armenia sambil tertawa keras.
Mereka tak sadar bahwa langit mendadak gelap angin bertiup kencang,…. menderu – deru dan petirpun menggelegar. Tak lama kemudian turunlah hujan lebat dan dari tanah bermunculan mata air yang dengan deras memancarkan air….airpun pasang mulai menenggelamkan rumah-rumah mereka “Tolooong….. tolooooong ada banjir. Toloong…….”Teriakan para penduduk Armenia kebingungan.
Selama 40 hari 40 malam hujan terus menerus.. Banjir telah menenggelamkan rumah – rumah, pohon, bahkan dataran tinggi seperti bukit dan gunung juga ikut tenggelam.
Disebuah dataran tinggi nabi Nuh melihat putranya Kan’an, maka nabi Nuh berteriak…”Kan ‘an ! ..Kan’an anakku, ayo…. naik…naik…Ikutlah ayah naik kapal ini. berhentilah ingkar kepada Allah dan jangan ikuti orang – orang kafir itu “teriak nabi Nuh penuh harap kepada anaknya.
“Aku mau kepuncak gunung… Disana aku akan selamat dari bahaya banjir! “jawab Kan’an dengan sombong.
Tak lama kemudian Nabi Nuh dengan perasaan menyaksikan sendiri anak yang di cintainya lenyap ditelan air. Nabi Nuh sangat sedih.
Nah adik-adik, ketika banjir benar telah surut, maka Alloh memerintahkan agar Nabi Nuh beserta pengikutnya untuk mendaratkan kapal tersebut di pegunungan juddy (peragakan ucapan-ucapan syukur umat nabi Nuh dan para binatang dengan kalimat thayyibah, suara binatang, sujud syukur, bahkan tetesan air mata) kemudian mereka meninggalkan kapal dan memulai hidup baru didaratan. Semua bersyukur kepada Alloh dan mulai membangun perkampungan baru. Mereka hidup dengan tentram, senang dan damai karena semua beriman kepada Alloh. Nah tahukah adik-adik semua? bahwa Nabi Nuh telah dengan sabar mendakwahkan Islam kepada kaumnya selama 950 tahun. Demikian cerita dari ustadz. InsyaAlloh Ustadz akan ceritakan kisah para Nabi dan Utusan Alloh yang lain.
Menutup Cerita :
Untuk evaluasi dan kristalisasi pesan tersebut, ada baiknya anak-anak diajak untuk membuat lukisan kapal nabi nuh beserta muatannya kemudian Akhiri dengan kalimat peneguh “Siapa yang baik selalu bernasib baik, siapa yang berbuat buruk akan bernasib buruk!
3. “TIADA KATA PUTUS ASA UNTUK BERTAUBAT
Pembuka Cerita
Ayo mendekat-ayo mendekat dengar nasehat
Nasehat indah-nasehat indah dalam hikayat
Cepat-cepat semua mendekat
Cepat-cepat jangan terlewat (lagu lingkaran kecil-besar)
Anak-anak ada cerita hebat dari Nabi Muhammad, Beliau sangat ingin kita dapat mengambil pelajaran dari kisah ini. Supaya kita tidak mengulangi perbuatan salah dan dosa seperti umat terdahulu. Karena Beliau penuh kasih sayang Nabi  kepada kita, supaya kita mengikuti petunjuk yang benar.
Nabi mengisahkan, ada seorang laki-laki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Kemudian dia menyadari dan menyesali perbuatannya. Hatinya selalu gelisah. Dia merasa risau dan gundah atas dosanya. Hatinya  tergerak untuk membersihkan dosa-dosanya. Maka dia ingin mengadukan permasalahannya kepada seorang alim. Lalu dia berusaha mencari orang alim. Akhirnya dia bertemu seorang rahib, yaitu pendeta (ahli ibadah) dari Bani Israil. Dia bertanya, “Sesungguhnya saya telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Apakah jika saya bertaubat akan diampuni?”   Pendeta itu menjawab, “Tidak!” Mendapat jawaban ‘tidak’ dari pendeta itu, dia sangat kecewa. ‘Mengapa tidak ada kesempatan untuk bertaubat?’ batinnya. Maka dengan diliputi rasa putus asa pendeta itupun dibunuhnya. Jadi genaplah sudah, dia telah membunuh seratus orang.
Namun, rupanya dalam hati kecilnya masih ada harapan untuk bisa bertaubat. Maka dia berusaha mencari orang alim yang lainnya. Dia berharap akan mendapatkan jawaban yang akan melegakan hatinya. Akhirnya dia bertemu dengan orang alim yang lain. Dia bertanya, “Sesungguhnya saya telah membunuh seratus orang, apakah jika saya taubat, akan diampuni?” Orang alim itu menjawab, “Ya. Jika kamu sungguh-sungguh bertaubat maka akan diampuni oleh Allah.” Betapa senangnya dia. Harapannya untuk taubat terpenuhi. Kemudian orang alim itu memberi nasihat, “Pergilah kamu ke kampung seberang  (sebut saja kampung shalih), karena di sana kamu akan bertemu dengan orang-orang shalih yang menyembah Allah Ta’ala. Maka sembahlah Allah dan beribadahlah kepada Allah bersama mereka. Kamu jangan pulang ke kampungmu. Karena kampungmu adalah tempat yang jelek.”
Dengan mantap dan penuh harapan di hatinya, dia pun berangkat menuju kampung shalih. Dia sudah tidak ingin kembali ke kampungnya lagi. Namun ketika baru sampai separuh perjalanan, dia meninggal dunia. Kemudian terjadilah pertengkaran antara malaikat rahmat dan malaikat azab. Karena laki-laki itu baru menempuh separuh perjalanan. Apakah ia termasuk orang yang diterima taubatnya ataukah tidak? Karena dia belum sampai ke kampung shalih untuk memperbaiki diri dan menyembah Allah bersama penduduk kampung shalih itu.
Malaikat Rahmat berkata, “Dia datang dalam keadaan bertaubat sepenuh hatinya kepada Allah ta’ala. Tentu ia termasuk sebagai hamba yang diterima taubatnya.” Namun Malaikat Azab mendebat dengan alasan, “Sesungguhnya dia belum melakukan kebaikan sama sekali. Berarti ia belum membuktikan amalannya berubah baik.” Lalu ada malaikat lain yang mendatangi mereka dengan menyamar sebagai manusia. Akhirnya mereka menjadikannya sebagai penengah atau hakim. Malaikat penyamar itu berkata, “Ukurlah jarak antara dua daerah ini. Kemana dia lebih dekat jaraknya, maka dia masuk ke daerah tersebut.”
Mereka pun mengukur. Ternyata jaraknya lebih dekat dengan kampung shalih  satu jengkal. Maka dia tergolong sudah masuk ke kampung shalih. Tanda taubatnya diterima. Lalu malaikat rahmat yang mengurusinya.
Subhanallah. Sungguh. Allah Maha Pengampun. Walau dosa-dosa hambanya sangat besar, jika hambanya sungguh-sungguh bertaubat, Allah akan mengampuni dosa-dosanya.   Nurul Ummu Nabila / Fahma
Catatan:
Perlu visualisasi tokoh yang kuat untuk karakter pembunuh ini, seperti wajah, tubuh, warna kulit, rambut, sorot mata bahkan suara,seramnya.
Tekankankan pada dialog batiniah tokoh tersebut, sehingga tertanam dalam pikiran dan perasaan anak-anak bahwa berdosa adalah menyakitkan, hati resah dan harus dibersihkan. Manusia adalah tempat salah dan lupa, namun sebaik-baik orang yang berdosa yaitu mereka yang mau bertaubat, dan Allah sangat merindukan ucapan taubat kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar